kata-kata itu kadang-kadang lebih tajam dari belati
walau tak mampu membunuh secara hakiki
namun ia bisa menyabit tangkai hati
menyentap seluruh kondisi diri
sang pengata bisa berbicara sebebasnya
walau sang pendengar tercalar menerimanya
berkata ikut perasaan dan sesukanya
asalkan dihati terasa puasnya
yang mengata tak semestinya mampu merasa
yang mendengar belum tentu menerima
yang menerima belum tentu memahaminya
dan yang memahaminya belum tentu gagah menghadapinya
kebijaksanaan seseorang bukan terletak pada kepetahan bicaranya
akan tetapi terlatak kepada kepintarannya menyusun kata
bukan kepetahan jadi ukuran
malah kebernasan kata menjadi tauladan
bicara sang mulut sering tersalah
bicara sang mulut tiada henti
walau ditahan berkali-kali
namun kelukaan sang hati terus menjadi tradisi
No comments:
Post a Comment